Ani adalah seorang siswa SMK yang berprestasi, sebentar lagi ia akan menghadapi UNAS. Ada sesuatu yang membuat Ani gelisah tahun ini. Bukan karena UNAS, melainkan apakah ia akan kuliah setelah SMK? Sebenarnya Ani sudah berencana untuk mendaftar kuliah di salah satu universitas di Yogyakarta, namun ia menjadi bimbang untuk kuliah di universitas tersebut. Mengapa? Ternyata Ani mendapatkan stigma-stigma negatif dari kawan-kawannya. Ada yang mengatakan kalau kuliah itu tidak enak, ada yang mengatakan kalau sekarang banyak sarjana menganggur dan isu terparah adalah biaya kuliah yang tinggi, berpuluh-puluh juta katanya. Inilah yang membuat Ani bimbang untuk kuliah, terlebih orang tuanya tidak tergolong orang mampu.
Mungkin Anda pernah mengalami atau sedang mengalami masalah seperti Ani. Memang, akhir-akhir ini banyak remaja bingung menentukan apakah mereka kuliah atau tidak. Alasannya bermacam-macam. Faktor ekonomi adalah faktor yang paling sering menjadi alasan tidak melanjutkan kuliah. Sayang sekali bukan? Padahal manfaat kuliah juga banyak.
Manfaat Kuliah
1. Menghasilkankan Sumber Daya Manusia yang bermutu
Mengapa kuliah meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia? Jawabannya mudah. Seorang sarjana memiliki wawasan dan pegetahuan yang lebih luas dibanding lulusan SMA. Selain itu keterampilan kerja mereka jauh lebih matang dibanding lulusan SMK. Intinya, seorang Sarjana memiliki kecakapan, wawasan dan pengetahuan yang lebih besar dari lulusan tngkat pendidikan di bawahnya.
Sebagai contoh Albert Einstein atau Isaac Newton. Mereka adalah dua tokoh besar fisikawan dunia. Einstein adalah penggagas Teori Relativitas sedangkan Isaac Newton adalah fisikawan perumus gaya. Dulunya Albert Einstein adalah mahasiswa Universitas Zuurich di Swiss sedangkan Isaac Newton adalah mahasiswa universitas Cambridge, Inggris. Melalui bangku kuliah mereka kembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki sehingga mereka dapat menemukan temuan yang menakjubkan.
2. Peluang kerja besar
Saat ini, banyak perusahaan besar yang membutuhkan karyawan. Pernahkah Anda membaca iklan lowongan pekerjaan di surat kabar? Apakah syarat utama bagi calon pelamar kerja? Pendidikan. Ya, sebagian besar perusahaan membutuhkan pegawai dengan tingkat pendidikan minimal D3 hingga S3. Darimana kita mendapatkan pendidikan tersebut? Tentu saja dari kuliah.
3. Tingginya angka kesejahteraan hidup
Mari kita tengok negaraJepang . Bagaimana mereka bisa maju? Kita ingat kembali sejarah pemboman Amerika atas kota Hiroshima dan Nagasaki di jepang. Mengapa orang Jepang tidak takluk begitu saja kepada Amerika setelah Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak? Memang setelah Nagasaki dan Hiroshima luluh lantak bangsa Jepang mengalami keterpurukan. Namun ternyata semangat belajar mereka justru meningkat. Dan hasilnya kini Jepang didaulat sebagai negara paling maju di Asia. Negara yang maju menghasilkan pendapatan yang besar bagi penduduknya, pendapatan yang besar akan meningkatkan kesejahteraan.
Selain itu, gaji karyawan yang notabene lulusan universitas lebih besar dibandingkan dengan lulusan tingkat sekolah di bawahnya (lulusan SMA misalnya). Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula kesejahteraan hidupnya.
Nah itu tadi adalah beberapa keuntungan kuliah. Masih banyak keuntungaan lain yang akan dirasakan ketika menjadi mahasiswa. Misalnya bentuk kegiatan kemahasiswaan yang kompleks. bertemu kawan-kawan baru serta melatih kehidupan berorganisasi dan sosial. Dan jangan salah memilih jurusan. Temukan bakat lahiriyah Anda dan segera masuki fakultas yang cocok agar kemampuan Anda semakin meningkat.
Konsekuensi Kuliah
Untuk mendapatkan sesuatu tentu memerlukan pengorbanan. Pengorbanan dalam kuliah kami sebut konsekuensi kuliah. Ada beberapa konsekuensi kuliah yang harus ditanggung mahasiswa. Namun yang namanya konsekuensi tentu ada penyelesaiannya. Berikut adalah beberapa konsekuensi kuliah dan solusi menghadapinya.
1. Besarnya biaya kuliah
Permasalahan ini adalah permasalahan klasik. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki ribuan keluarga yang hidup serba pas-pasan. Namun apakah permasalahan ini dapat diatasi? Jika kita berusaha dan memutar otak, tentu kita mampu mengatasinya, ya setidaknya meringankan masalah tersebut.
Keluarga yang kurang mampu dapat mengajukan bantuan beasiswa mahasiswa dan Bantuan Mahasiswa Miskin kepada Perguruan Tinggi agar mendapatkan keringanan pembayaran. Dalam hal ini pemerintah tentu telah menyiapkan anggaran tersendiri untuk membantu mereka yang ingin mendapatkan pendidikan namun masih terkendala biaya. Bukankah tahun ini pemerintah menaikkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari APBN tahunan negara? Namun itu semua memerlukan usaha. Perguruan Tinggi tidak akan tahu kalau mahasiswanya tidak memberitahu pihak Perguruan Tinggi mengenai kondisi ekonomi kita. Jadi jangan hanya menunggu.
Mereka yang memiliki keterampilan, dapat melakukan kerja sambilan (part time) di luar jam kuliah. Setidaknya ini dapat meringankan tingginya biaya kuliah. Melakukan kerja part time membutuhkan usaha yang lumayan keras, namun hasilnya tentu tidak mengecewakan. Pintar memilih Perguruan Tinggi, mencari tempat kerja part time dan pandai membagi waktu adalah kuncinya. Bukankah banyak orang sukses berawal dari kerja keras?
Dan bagi mereka yang berprestasi, ada program-program beasiswa yang dapat membantu mengatasi beban biaya. Oleh karena itu, mumpung masih di SMA/SMK berprestasilah setinggi-tingginya. Apalagi mereka yang lolos PTE (dulu TOEIC) tingkat nasional mendapat jaminan kuliah gratis di universitas negeri mana pun yang dia mau.
2. Ingin segera kerja dan membantu orang tua
Membantu orang tua memang pekerjaan mulia. Namun jika sekiranya Anda belum memiliki kemampuan yang memadai, mengapa tak lebih dipersiapkan lagi? Karenanya jangan terburu-buru mengambil keputusan. Bila memang belum saatnya, jangan dipaksakan.
Jika Anda memang terpakasa bekerja untuk membantu orang tua, maka sisihkan sebagian hasil usaha Anda untuk masa depan Anda. Kuliah tidak harus di masa muda. Sekarang banyak yang sudah bekerja sambil melanjutkan kuliah.
3. Banyak sarjana menganggur setelah lulus kuliah
Permasalahan klasik. Apakah kita pernah berpikir mengapa banyak sarjana Indonesia menganggur? Output yang buruk belum tentu akibat kesalahan sistem. Mungkin saja para sarjana yang menganggur itu semasa kuliah mereka tidak bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Mereka sering bolos dan hanya mengejar gelar semata. Bukankah para pakar dunia yang kita kenal juga berusaha keras untuk menciptakan temuan-temuan baru? Albert Einstein mungkin tidak akan emnemukan teori Relativitas jika dia tidak rajin meneliti kejadian-kejadian alam. Handphone mungkin tidak ada jika Alexander Graham Bell tidak menemukan telepon. Oleh karena itu, jangan mudah menyerah dan menggantungkan kehidupan Anda pada takdir. Play and Pray adalah kata kunci menuju kesuksesan.
Akhirnya semua kembali kepada kita. Takdir dan nasib hanya Tuhan dan kita yang dapat mengubahnya. Meski Anda banyak mendapatkan motivasi dari orang lain namun tanpa ada usaha dari kita, motivasi-motivasi tersebut hanya akan menjadi angin lalu. Tetapkan hati meraih yang terbaik. Semoga bermanfaat.